Kawal Pembangunan : Prototype Berbasis Web Untuk Transparansi Pembangunan (Sebuah Cerita)

Muhammad Syukur Abadi
3 min readJul 4, 2021

--

Kau boleh kalah, tapi jangan pernah berencana kalah
Eka Kurniawan — Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Pendahuluan

Saya benar-benar terpuruk ketika mendapati kabar bahwa tim yang saya pimpin untuk mengikuti seleksi pendanaan PKM 2021 tidak lolos. Ketika mendengarkan pengumuman tersebut, kalimat-kalimat yang menguatkan saya tidak lebih dari kumpulan kata-kata yang tidak memiliki makna. Saya menghakimi diri saya berhari-hari, bahwa tidak satupun usaha saya untuk membalaskan kegagalan-kegagalan di masa lalu berujung berhasil. Saat itu, saya paham, kegagalan memupuk dendam. Hari berganti, dan saya sedikit demi sedikit menyadari bahwa hidup juga dibangun di atas kegagalan.

Ketika sedang belajar di suatu kafe, saya mendapat informasi dari Instagram BEM KM UGM tentang acara HackGov UGM 2021. Acara tersebut adalah Bootcamp yang mengangkat tema tentang governance atau tata kelola pemerintahan. Tema tersebut menarik perhatian saya baik sebagai warga negara dan sebagai programmer. Sebagai warga negara, saya ingin tahu bagaimana pemerintahan dikelola dan dijalankan, sedangkan sebagai programmer, saya tertarik bagaimana mengintegrasikan data penduduk atau data pembangunan juga bagaimana caranya supaya masyarakat mendapatkan transparansi tentang pembangunan yang sedang berlangsung. Tanpa ber-fafifuwasweswos, saya langsung mendaftarkan diri, dan singkat cerita, saya lolos jalur peminatan programming.

Brainstroming Dan Eksekusi

Singkat cerita, setelah melewati satu minggu bootcamp, di mana bootcamp tersebut membekali peserta dengan materi seputar pemerintahan, desain, dan pemrograman, kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas akhir bootcamp. Saya, bersama Muhammad Nur Faizin dan Maria Michelle Angelica berada dalam satu tim untuk mengerjakan tugas akhir bootcamp.

Ide muncul dari Zen (Muhammad Nur Faizin), yaitu bagaimana masyarakat bisa tahu pembangunan yang sedang dijalankan pemerintah, sehingga ada transparansi tentang informasi pembangunan. Karena Pemerintahan dipecah menjadi Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, kami mempersempit permasalahan menjadi pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Rencananya, produk akhir kami mirip LPSE (Layanan Pengadaan Sistem Elektronik) Pemerintah Kota Surabaya (teman-teman bisa melihat websitenya di sini).

Beralih ke tampilan aplikasi, hal ini ditangani oleh Ica (Maria Michelle Angelica). Saya pun ikut turun tangan dalam proses desain tampilan aplikasi, sebab endpoint dari rancangan ini adalah web yang nantinya akan saya kerjakan. Alat yang kami gunakan untuk membangun tampilan adalah Figma. Berikut beberapa contoh rancangan UI yang telah didesain (desain lengkap bisa ditemukan di sini).

Dari kiri ke kanan : Home dan Pembangunan masing-masing sektor

Setelah proses analisis kebutuhan dan perancangan produk, tibalah saatnya bagi kami untuk mengeksekusi rencana tadi. Muara dari rencana ini adalah MVP (Minimum Viable Product) berupa aplikasi berbasis web. Web tersebut dibangun di atas Flask dan TailwindCSS. Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar apa yang terjadi di belakang layar serta hambatan apa saja yang saya hadapi selama proses pembuatan aplikasi, rencananya saya akan menulis artikel terpisah. Artikel tersebut berisi bagaimana membuat aplikasi dari awal, dependensi yang dibutuhkan, masalah apa saja yang saya hadapi dan bagaimana saya menyelesaikan permasalan tersebut (Link artikel tersebut akan saya perbarui di artikel ini). Video di bawah secara singkat mendokumentasikan proses pembuatan serta demo aplikasi Kawal Pembangunan dan hasil akhir aplikasi bisa teman-teman lihat di sini

Demo Aplikasi

Konklusi

Singkat cerita, kami berhasil membangun MVP dan memperoleh peringkat “10 Project Terbaik BootCamp HackGov 2021”.

Dengan ini, kami pun melaju ke tahap penulisan proposal HackGov Hackhathon 2021 tanpa harus mengumpulkan abstrak serta tidak perlu bayar sepeserpun!. Lolosnya kami ke tahap selanjutnya dari rangkaian hackhathon ini mengobati kesedihan saya karena tidak lolos pendanaan PKM 2021. Akhir kata, saya memetik satu pelajaran dari rangkaian kegagalan ini : Perencanaan yang matang untuk menggapai tujuan itu penting, tapi juga pikirkan bagaimana cara kita bangkit jika rencana yang sudah disusun berakhir dengan kegagalan.

--

--

Muhammad Syukur Abadi

Ordinary computer science student and a gundam geek. Also hugging psychology, math, and physics stuffs. I can be reached on my instagram @sykrabadi